Assalamualaikum dion (diari online) hahaha
Welcome to Ramadhan, Ramadhan Mubarak, Ramadhan Kariim, Ramadhan Zhafran Alhamdulillah bisa merasakan indahnya Ramadhan tahun ini, 1437H, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini aku melaksankan puasa di rantau satu bulan penuh, karena tuntutan kewajiban sebagai mahasiswa yang belum selesai, yap Ujian Akhir Semester, btw, saat ini aku akan memasuki semester 7, waw!! Cepat sekali waktu berlalu, rasanya baru kemarin menjadi maba dan tahun esok akan memakai toga (amiin ya Rabb).
Aku berharap pada Ramadhan tahun ini, untuk bisa segera menyelesaikan studi ku disini, cepat lulus dan dapat kerja, terserah kerja apa yang penting sesuai skill ku dan duitnya halal. Bantuin ayah sama bunda buat nyekolahin adik-adik sampai sukses kaya aku juga (amiin ya Rabb), hmm kalau ditulis soal keinginan pasti kita ingin yang terbaik kan ya untuk keluarga, yap banyak keinginan yang belum terwujud, dan perlahan tapi pasti aku akan berusaha mewujudkannya, insyaAllah.
Terimakasih ya Allah, 2 Juni kemarin umurku sudah menginjak 21 tahun, aku berharap diusia ku saat ini, menjadi semakin dewasa dalam pemikiran dan tingkah laku, menjadi perempuan yang disayang oleh-Mu ya Allah, untuk saat ini butuh proses menuju hal seperti itu, seperti kata Ayah, semua berawal dari niat. Yap, aku pasti bisa, seengganya dimulai dari sikap. Ada yang beda di 21 tahun ini, banyak yang beda, antara senang, sedih, tawa, puas dan ah macam-macam. Sepertinya inilah yang dinamakan labilisasi hati wkwkwk
Satu hal yang sangat sulit aku jelaskan disini, namanya perasaan. Wajar saja, dalam hidup pasti kita diuji mengenai perasaan, ini tentang dia dan tentang bagaimana ke depannya. Di awal pertemuan yang tak terduga di Februari tahun 2015 lalu, berkenalan dengan tampang terpolos yang pernah ada dan yap belum ada rasa yang menghantui, seiring berjalannya waktu *asik* memulai percakapan di media sosial dan berakhir dengan lost kontak *asiklagi* masih sama, dengan perasaan yang sama dan orang yang sama *lagilagiasik*. Mungkin ini hanya obsesi atau apalah entahlah, namun ada yang kata yang mulai menghantui lagi ketika aku sudah kembali ke rantau, ‘rindu’. Begitu orang menyebutnya, rindu dalam bait doa dan berharap agar bisa berjumpa kembali disaat kesuksesan menghampiri (amiin ya Rabb).
“hai kamu yang disana, terima kasih sudah datang dikehidupanku sebagai teman berbagi, senang bisa berkenalan denganmu saat itu, aku berharap kita bisa bercerita banyak dengan waktu yang berbeda selain di sosial media, aku tau kita masih sama-sama berjuang dalam meraih sukses dunia dan akhirat, aku hanya bisa berdoa semoga karirmu sukses disana, sampai ketemu lagi dilain kesempatan”
-dibatas rindu
Skenario Allah, lebih indah, aku percaya itu. Saat ini memperbaiki diri lah yang paling tepat untuk dikerjakan, selain keluarga, mendoakanmu adalah hal yang bisa kulakukan. Thankyou Ramadhan Mubarok
Welcome to Ramadhan, Ramadhan Mubarak, Ramadhan Kariim, Ramadhan Zhafran Alhamdulillah bisa merasakan indahnya Ramadhan tahun ini, 1437H, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini aku melaksankan puasa di rantau satu bulan penuh, karena tuntutan kewajiban sebagai mahasiswa yang belum selesai, yap Ujian Akhir Semester, btw, saat ini aku akan memasuki semester 7, waw!! Cepat sekali waktu berlalu, rasanya baru kemarin menjadi maba dan tahun esok akan memakai toga (amiin ya Rabb).
Aku berharap pada Ramadhan tahun ini, untuk bisa segera menyelesaikan studi ku disini, cepat lulus dan dapat kerja, terserah kerja apa yang penting sesuai skill ku dan duitnya halal. Bantuin ayah sama bunda buat nyekolahin adik-adik sampai sukses kaya aku juga (amiin ya Rabb), hmm kalau ditulis soal keinginan pasti kita ingin yang terbaik kan ya untuk keluarga, yap banyak keinginan yang belum terwujud, dan perlahan tapi pasti aku akan berusaha mewujudkannya, insyaAllah.
Terimakasih ya Allah, 2 Juni kemarin umurku sudah menginjak 21 tahun, aku berharap diusia ku saat ini, menjadi semakin dewasa dalam pemikiran dan tingkah laku, menjadi perempuan yang disayang oleh-Mu ya Allah, untuk saat ini butuh proses menuju hal seperti itu, seperti kata Ayah, semua berawal dari niat. Yap, aku pasti bisa, seengganya dimulai dari sikap. Ada yang beda di 21 tahun ini, banyak yang beda, antara senang, sedih, tawa, puas dan ah macam-macam. Sepertinya inilah yang dinamakan labilisasi hati wkwkwk
Satu hal yang sangat sulit aku jelaskan disini, namanya perasaan. Wajar saja, dalam hidup pasti kita diuji mengenai perasaan, ini tentang dia dan tentang bagaimana ke depannya. Di awal pertemuan yang tak terduga di Februari tahun 2015 lalu, berkenalan dengan tampang terpolos yang pernah ada dan yap belum ada rasa yang menghantui, seiring berjalannya waktu *asik* memulai percakapan di media sosial dan berakhir dengan lost kontak *asiklagi* masih sama, dengan perasaan yang sama dan orang yang sama *lagilagiasik*. Mungkin ini hanya obsesi atau apalah entahlah, namun ada yang kata yang mulai menghantui lagi ketika aku sudah kembali ke rantau, ‘rindu’. Begitu orang menyebutnya, rindu dalam bait doa dan berharap agar bisa berjumpa kembali disaat kesuksesan menghampiri (amiin ya Rabb).
“hai kamu yang disana, terima kasih sudah datang dikehidupanku sebagai teman berbagi, senang bisa berkenalan denganmu saat itu, aku berharap kita bisa bercerita banyak dengan waktu yang berbeda selain di sosial media, aku tau kita masih sama-sama berjuang dalam meraih sukses dunia dan akhirat, aku hanya bisa berdoa semoga karirmu sukses disana, sampai ketemu lagi dilain kesempatan”
-dibatas rindu
Skenario Allah, lebih indah, aku percaya itu. Saat ini memperbaiki diri lah yang paling tepat untuk dikerjakan, selain keluarga, mendoakanmu adalah hal yang bisa kulakukan. Thankyou Ramadhan Mubarok





Tidak ada komentar:
Posting Komentar
gimana komentarmu?