YOK FOLLOW YOK

Minggu, 27 Oktober 2013

Villa Rossete itu...

everybadeeh, gue mau nulis about something selama Ta'aruf Ikatan Keluarga Mahasiswa Minang di Ciputat :)

begene ceritanyeee ---



I wonder how, I wonder why, I wonder where they are..

Angin malam menyapa kedatangan kami di hari Jum’at, tepat pukul 23.00 kami sampai disebuah villa klasik didaerah Cisarua, Bogor. Villa Rossete, itulah namanya. Disinilah kami mengadakan acara keluarga yang dinamakan Ta’aruf IKMM Ciputat. Ditemani kak Dhila dan Rahma, aku memasuki villa dengan perasaan abstrak, entah apa yang menghantui pikiranku malam itu, yang jelas sesampainya di kamar aku, Rahma dan teman-teman lain langsung merebahkan badan di ranjang, berharap ada sedikit rasa nyaman yang ku dapat setelah mendaki perjalanan menuju villa.

      Selang beberapa menit kemudian, kak Widia, kak Ami dan kak Rifa datang membangunkan kami menuju lantai bawah untuk menyantap hidangan yang telah disediakan, dengan langkah gontai aku berjalan menuruni anak tangga yang lumayan ekstrim. Setiba dibawah aku terperangah melihat cara penyajian hidangan ini, namanya makan bajamba, jadi teringat masa-masa di PMR waktu MAN dulu, cara makannya juga seperti ini, bedanya laki-laki dan perempuan terpisah. Tapi itu gak jadi masalah, selagi halal dan bergizi, lambuik taruih . Berhubung sudah pukul 00.00 dan mata sudah tidak bisa kompromi lagi, kami memutuskan untuk istirahat sampai esok pagi.

      Setiba di kamar, terdapat dua kasur king size yang sudah ditata rapi oleh pemilik villa, karena kami hanya sepuluh orang, Hanum sebagai kapalo arak membagi tempat untuk tidur. Kasur pertama disebalah kamar mandi diisi oleh Aku, Hanum, Nurul, Husni, dan Sherly. Kasur kedua didepan pintu masuk diisi oleh kak Febra, Fira, Ica, Riva, dan Rahma. Sempit sih tapi rela bagi-bagi yang penting tidur. Ternyata tidak mudah untuk menutup mata malam itu, karena Hanum tertawa sejak memasuki kamar, otomatis kasurpun bergetar, sedangkan Rahma asik menghidup matikan lampu kamar, entah apa tujuannya yang jelas aku insomnia malam itu, ditambah lagi Sherly yang tidurnya lasak, mengakibatkan tidurku kurang enak. Bagaimana tidak, aku tidur diantara Hanum dan Sherly. Ya sudahlah, mungkin ini euphoria mereka jadi apa boleh buat, aku pun larut dalam canda tawa dan kesempitan malam itu hingga kami semua terlelap dengan sendirinya.

To find the place I love the most..

Pagi yang sejuk dihari Sabtu, ditemani rintikan embun di dahan bambu membuat  suasana hati menjadi bersemangat untuk menjalani kegiatan selanjutnya, kami disuruh untuk senam pagi dilapangan dekat kolam renang, dipandu oleh Uda Gusti dan Uda Mail, kocak dan gaje, itulah yang dirasakan saat itu. 

Setelah itu kami diajak untuk mendaki, berniat melihat kebun teh, diperjalanan aku, kak Wid, kak Andam, kak Zila, dan kak Nanda jalan berbarengan dibelakang peserta yang lain. Sambil melihat-lihat villa antic, klasik dan mewah disekitanya, ‘waw’ satu kata yang terucap dari mulutku ketika melihat sebuah villa jadul saperti di film-film. Arsitekturnya gothic dan sepertinya berbau misteri. 

Setelah melakukan perjalanan, ternyata rombongan didepan kami berbalik arah untuk kembali pulang, karena jalan menuju kebun buntu, apa boleh buat, semua kembali dengan perasaan kecewa dicampur lelah. Saat akan melanjutkan perjalanan pulang, kami bertemu dengan rombongan Universitas lain, salah satu anggotanya menyapa bang Ridwan dan ternyata mereka juga dari Sumatera Barat, obrolan santai menemani kami hingga sampailah kami di villa Rossete dengan tampang lesu, lelah, senang, apes dan gaje.

Sementara itu, di dapur, kak Rifa dan kak Dilla menyiapkan sarapan untuk kami, bunyi panci, periuk dan spatula beradu begitu nyaring terdengar, semangat pagi bundo kanduang ini membuat Uda Roni, Uda Wendi dan Uda Wahyu yang sedang menyetel lagu senam jadi tertawa terbahak-bahak. Dengan aba-aba dari bang Capaix, speaker pun memainkan lagu senam Dj on the Mix, aneh bin langang memang, tapi tetap berlanjut.

      Usai senam, Uda Arif berkata “bagi peserta ta’aruf, silahkan istirahat, bersih-bersih untuk sarapan dan dilanjutkan dengan materi Kemanusiaan”. Semua peserta langsung ngacir kedalam tanpa basa basi. Aku masuk belakangan, dengan langkah kecil aku menaiki anak tangga menuju lantai atas, celingak celinguk melihat keadaan sekitar, berharap menemukan Rahma untuk masuk kedalam bersama-sama tapi nihil. Dan saat di kursi depan pintu dapur, bang Ridwan menyapaku dengan ongasnya, dia memanggilku ‘uni’, hei lebih tua siapa? Tuntutku tak kalah nyolot. Tapi emosiku langsung teredam karena seseorang yang duduk disebelah Bang Ridwan, dia terkekeh geli melihat ekspresiku ku dengan bang Ridwan, lalu senyum ke arahku. ‘weeh, Mahar Laskar Pelangi The Series’ batinku kagum dan ah, aku membalas senyumnya dengan tampang polos, lalu masuk kedalam dengan perasaan yang kembali abstrak.

      Sejak kejadian itu, aku jadi semangat untuk menerima materi-materi yang diberikan panitia, karena disaat materi dia selalu ada, duduk disebelah kelompoknya. Materi kemanusiaan yang diakhiri dengan perdebatan antara Nurul dan Uda Irsyad si Pemateri. Bayangkan saja materi kemanusiaan sampai pada materi ketuhanan, koplak kan? ‘’gilo wak dek nyo lai ko mah” sahut Ihsan dengan pedenya. Seluruh peserta dan mentorpun tertawa karenanya, termasuk Uda Arif sang moderator yang sejak tadi kepanasan disebelah pemateri. Setelah itu dilanjutkan dengan materi keorganisasian oleh da Arman, nasionalisme dan universalisme oleh Da Al.

      Kegiatan Sabtu ini sangat melelahkan tapi membuat ku tetap semangat dan semangat karena ehem. Tibalah malam harinya saat penampilan bakat setiap kelompok, aku disuruh memainkan peran yang ah membuat ku bergidik sendiri, peran yang belum pernah ku mainkan disetiap drama yang ku lakoni. Tapi bersyukur semuanya lancer dan bagus itu karena support dari kak Nanda dan Bang Rozi, mentor kelompok 5 yang paling yahuud. Jujur saja selama acara berlangsung mata ini tak hentinya melirik sosok Mahar itu, entah mengapa setiap melihatnya ada perasaan kagum dan speechless. Ditambah lagi dengan gayanya yang stay selow, ah persis Mahar Laskar Pelangi The Series itu, dan akhirnya seuntai senyuman pun  dihadiahkannya untukku ketika tak sengaja dia juga mengetahui bahwa aku memperhatikannya. ‘aduh mak, malu abis njiirr-___-“ batinku tak karuan.

      Penampilan bakat setiap kelompok sangat menarik dan menghebohkan, ada drama, opera, puisi, nyanyi dan teater. Pokoknya malam itu sangat berkesan, apalagi ditambah dengan surprise party untuk mentor kami kak Nanda yang genap berusia 20 tahun, Selamat Ulang Tahun kakakku! ditemani lilin dan kue seadanya sudah cukup membuat suasana malam itu sangat bahagia. Acara penampilan bakat usai pukul 23.00, lalu dilanjutkan dengan acara ‘balelang’. Semua peserta berpartisipasi dalam acara tersebut ditambah lagi dengan alumni ikmm yang ikut memeriahkan acara itu, berlangsung hingga pukul 2.00 pagi. Tak ada basa-basi lagi, usai lelang aku langsung berlari menuju kamar matikan lampu, tukar baju, pasang selimut dan tidur senyenyak-nyenyaknya.

Where the skies are blue to see you once again, My Love..

      Pagi hari yang sejuk di Minggu ceria, seperti biasa kami mengadakan acara senam dan dibarengi dengan main bola voli ditepi kolam, seru dan menyenangkan sekali. Lagi-lagi mata ini tak henti menatap tingkah kocak si Mahar itu. Apa-apaan aku ini, tujuan kesini untuk taaruf bukan melirik orang. Hari ini memang hari terakhir di Cisarua, hari terakhir di Villa Rossete bersama IKMM.

      Tak terasa kegiatan sudah usai semuanya, kami menunggu mobil untuk pulang ke Ciputat diruang tengah, sambil mendengar kan lantunan lagu dan petikan gitar yang mengiringinya, malam itu sangat dingin sekali, aku memutuskan untuk baranjak ke kamar untuk sekedar menyiapkan tas yang akan dibawa pulang, lalu duduk di bibir kasur sambil bertanya-tanya nomor ponsel kak Nurul, kak Mia, kak Andam , kak Zila, kak Ipit dan teman-teman peserta. Setelah itu aku keluar kamar, dan ternyata dipojok pintu ada Bang Khalil (alumni MAN 2 Padang, IPS) sekalian saja aku meminta nomor ponselnya, lanjut saat ingin berbalik  bang Ridwan nongol juga, basa basi dulu untuk meminta nomer nya dan akhirnya dapat juga, dikasi bonus foto bareng dia, dasar setres. Pas mau turun tangga, di anak tangga terakhir si Mahar duduk dengan santainya, dari pada penasaran aku langsung bertanya siapa nama aslinya pada bang Ridwan, dengan tampang tak berdosa bang Ridwan malah bilang gini “oh yang itu? Bang!! Ica ketek ko suko jo abang aa” .si Mahar senyum pepsodent dengan polosnya padaku. “bang Ridwan PALAAAAK malu deeen” ucapku dalam hati dengan mata membulat, antara kaget dan salting, aku langsung naik lagi keatas dengan tampang tak bisa diungkapkan.

      Akhirnya mobil jemputan pun sampai, kami bergegas mengemasi barang-barang dan langsung meninggalkan villa walaupun ikat pinggang, tali sepatu dan perlengkapan mandiku menjadi kenang-kenangan disana.

Villa Rossete itu…
Tempat berbagi kisah, kasih, senang, tawa, puas, dan cinta, semua jadi satu. Goodbye villa Rossete, goodbye Cisarua, goodbye unforgetable moment J
      -Icaa-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gimana komentarmu?