Melebur Beda!
“apa diantara kita masih ada ruang untuk berkonflik?”
“tidak! Aku tidak mau lagi ada konflik”
“kau tahu mengapa kita selalu seperti ini? Dan lihat
apa yang terjadi pada Sam”
“aku tahu, karena kita berbeda!”
“tepat! Tapi perbedaan itu sangat istimewa bagiku?”
“kenapa?”
“coba kau merenung, masihkah ada toleransi dihatimu?”
………
Sudah bertahun lamanya kami berteman, namun konflik
antar sesama mereka belum juga mereda. Saling ejek adalah kontroversi yang
menjadi trend di antaranya, hingga salah satu dari mereka terjebak dalam jurang
kegelapan. Etnosentrism.
Percakapan kecil di depan pos ronda itu membuat Fatia
dan enam temannya terpaku, pertanyaan yang terucap dari teman sipit mereka yang
lucu Ahra.
“Menyelamatkan Sam!”
Kalimat yang lumayan waras itu terlontar tegas di
bibir Putu, meskipun hanya tautan alis yang didapatkan diakhir penekanannya.
“jadi bagaimana? Eksekusi ini akan tetap berlangsung”
“biarkan saja si kulit hitam itu berjalan tanpa
kepala, itu hukumannya!”
Pertemuan dua gerahan dan kepalan yang mengeras ini
akan kau dapatkan setelah kesadaranku lenyap. Dan rasakan ini biadab!
“BUGGHH!! PRAAKSS!!”
Egois! Menuntut bersosialisasi tapi kau malah
terisolasi. Terus saja kau seperti katak dalam gelas kaca. Melompat dan Pecah!
-@khicaa





Tidak ada komentar:
Posting Komentar
gimana komentarmu?